Kulit Buah Manggis Sebagai Antioksidan dan Antikanker
ADA
satu ungkapan yang sering dijumpai di masyarakat, “Biar hitam si buah manggis.”
Ungkapan tersebut digunakan untuk menilai sesuatu jangan dilihat dari bentuk
luarnya saja, tetapi lihatlah isinya. Begitu juga untuk menilai buah, jangan
melihat kulit buah manggis yang berwarna cokelat hitam, tetapi daging buahnya
yang berwarna putih, bertekstur halus, dan rasanya yang manis sekali bercampur
asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar.
Buah
bernama Latin Garcinia mangostana L. ini termasuk famili Guttiferae dan
merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk buah eksotik
yang sangat digemari oleh konsumen, baik di dalam maupun luar negeri, karena
rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih
halus. Tidak jarang jika manggis mendapat julukan Queen of tropical fruit
(Ratunya Buah-buahan Tropik).
Menurut
Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.S. Dosen Jurusan Budi Daya Pertanian dan Tim Ahli
Divisi TTG Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unpad Bandung, pada umumnya
masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya yang menyegarkan dan
mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang
dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram
karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU
vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin)
0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi
dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.
Selain
buah, kulit buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku
obat-obatan. Kulit buah mengandung senyawa Xanthone yang meliputi mangostin,
mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B,
alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin,
dan gartanin. Senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan. Senyawa
Xanthone tersebut hanya dihasilkan dari genus Garcinia. Di luar negeri kulit
buah manggis sudah dibuat kapsul yang digunakan untuk suplemen diet,
antioksidan, dan antikanker.
Hasil
penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel
kanker meliputi breast, liver, dan leukemia. Selain itu, juga digunakan untuk
antihistamin, antiimpflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan tekanan darah,
serta antiperadangan. Kulit buah juga mengandung antosianin seperti
cyanidin-3-sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside.
Senyawa
tersebut berperan penting pada pewarnaan kulit manggis. Kulit buahnya
mengandung senyawa pektin, tanin, dan resin yang dimanfaatkan untuk menyamak
kulit dan sebagai zat pewarna hitam untuk makanan dan industri tekstil,
sedangkan dan getah kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida.Efek
biologi & farmakologi
Rebusan
kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda memiliki efek
speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki
tingkat ketoksikan tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test
(BST). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa alfa mangostin
(1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil
isolasi dari kulit buah manggis mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Dari
hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa alfa mangostin
secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator
kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1
pada sel otot lunak secara utuh.
Mangostin
merupakan tipe baru dari histamin. Toksisitas pemberian ekstrak daun muda
terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, dan 1500 mg/kg BB menunjukkan
efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus,
dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar,
tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis
dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan
jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
Ekstrak
kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan dua senyawa alkaloid.
Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana mengandung
sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu alfa-mangostin
dan mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama
sedangkan mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu
1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di (3-metil-2butenil) xanton yang diberi nama
a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana.
Buah
manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri,
wasir, luka/borok. Selain itu, digunakan sebagai peluruh dahak dan untuk sakit
gigi. Kulit buah manggis digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri
urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk
mengatasi haid yang tidak teratur. Dari segi rasa, buah manggis cukup potensial
untuk dibuat sari buah.
Kulit Buah Manggis Mengandung Antioksidan Super
Selain
nangka-nangkaan, komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan
adalah manggis yang popular sebagai queen of fruits. Dr. Berna Elya, periset
jurusan Farmasi Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa manggis sebagai
antioksidan. Menurut dr. Paulus Wahyudi Halim, dokter sekaligus herbalis di
Tangerang, Banten, antioksidan ‘menangkap’ radikal bebas dan mencegah kerusakan
sel sehingga proses degenerasi sel terhambat.
Disebut
radikal bebas lantaran atom atau kelompok atom itu memang dalam keadaan bebas
alias tidak terikat dengan gugus lain. Radikal bebas mempunyai elektron yang
tak berpasangan. Jika diibaratkan radikal bebas mirip orang jahat, belum
berpasangan, tangan tak terikat sehingga usil mengambil gambar orang. Faktanya
radikal bebas memang menangkap molekul hydrogen, asam lemak, logam berat yang
pada akhirnya memicu beragamnya penyakit degeneratif.
Antioksidan
itu bagai orang baik yang menangkap si jahat tadi setelah melepas molekul. Pada
kulit manggis, ‘orang baik hati’ itu bernama XANTHONE. Kadarnya mencapai 123.97
mg per 100 ml. Turunan antioksidan itu antara lain 3-isomangostin,
alphamangostin, gammamangostin dan garcinone A.
Nama
Garcinone A mudah ditebak, nama dari genus pohon asal Kalimantan itu, Garcinia
mangostana. Itu mengabadikan nama ahli botani dari Perancis Laurent Garcin.
Menurut
Dr. Berna Elya, Seorang Peneliti Manggis Dari Departemen Farmasi Universitas
Indonesia, khasiat XANTHONE bukan sekedar antioksidan, tetapi juga antikanker
seperti hasil riset Moongkarndi. Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Mahidol
itu menguji XANTHONE dalam riset praklinis dengan SKBR3 alias kultur sel kanker
payudara manusia. Hasilnya? Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang
kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga
bersifat apoptosis atau mendukung penghancuran sel kanker.
Chi
Kuan Ho dari Veterans General Hospital dari Taipei mengungkapkan bahwa turunan
XANTHONE mujarab mengatasi sel HCCs hepatocellular carcinomas atau kanker hati.
Turunan XANTHONE itu adalah Garcinone E. Kami menyarankan bahwa Garcinone E
mungkin berpotensi untuk digunakan dalam perawatan beberapa tipe kanker yang
berhubungan dengan pencernaan dan paru-paru.
Jerawat pada Remaja
Jerawat
merupakan salah satu masalah yang paling umum pada remaja dimana hal ini
mempengaruhi hampir tujuh belas juta orang di Amerika Serikat. Glossary Link
Jerawat tidak lain hanyalah gangguan yang melibatkan Glossary Link kelenjar
sebaceous dan folikel rambut. Jerawat hasil dari menyumbat Glossary Link
kelenjar sebaceous, menuju pembentukan jerawat dan Glossary Link kista. Kondisi
ini biasanya dimulai pada masa Glossary Link pubertas. Menurut fakta, saat
remaja mencapai pubertas yang disebut Glossary Link hormon Glossary Link
androgen atau disebut juga hormon seks laki-laki diproduksi dalam jumlah yang
tinggi menyebabkan kelenjar sebaceous menjadi lebih aktif dan hasilnya
dihasilkan sebum dalam proporsi yang tinggi.
Sebum, yang
tidak lain adalah minyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous yang
bertebaran ke permukaan kulit melalui rambut folikel. Namun, Glossary Link
sel-sel kulit memblok folikel yang mana hasilnya minyak juga diblokir. Ketika
rambut folikel yang diblokir itu menghasilkan pengembangan bakteri kulit yang
dikenal sebagai Propionibacterium Acnes dalam folikel yang pada saatnnya
menyebabkan pembengkakan kulit yang disebut jerawat. Jika rambut folikel
sebagian diblokir maka akan menghasilkan komedo. Jika folikel benar-benar
diblokir maka mereka akan menghasilkan bintik putih. Tapi jika folikel yang
terinfeksi tidak diobati mereka akhirnya meledak menyebabkan minyak, bakteri
dan sel-sel kulit menumpahkan seluruhnya hingga mengakibatkan iritasi kulit dan
pembentukan jerawat. Jerawat dapat dangkal maupun dalam di berbagai individu
tergantung pada sifat dari kulit dan jumlah minyak yang dihasilkan.
Ada berbagai
penyebab mengapa jerawat terbentuk. Selain kadar hormon meningkat karena
pubertas juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor lain tertentu seperti
konsumsi obat-obatan yang mengandung lithium, barbiturat dan kortikosteroid.
Jerawat juga dapat disebabkan oleh kelebihan lemak dan minyak di kulit kepala,
yang disebabkan karena minyak goreng dan penggunaan beberapa kosmetik yang
diklaim dapat mengatasi masalah jerawat. Banyak juga masalah jerawat karena
diwarisi. Masalah ini jerawat juga diperparah jika jerawat tertekan atau
digosok terlalu keras.
Jerawat
dapat terbentuk di setiap tempat tubuh tetapi mereka paling sering terbentuk di
daerah-daerah tempat kelenjar sebaceous dalam proporsi tinggi seperti wajah,
dada, bahu, leher dan punggung atas. Gejala mungkin berbeda dari orang ke orang
tapi gejala sering terlihat adalah: pembentukan komedo, bintik putih, luka
penuh dengan nanah, dan yang terakhir serta sangat menyakitkan adalah Glossary
Link bisul. Orang mungkin bingung kadang-kadang sebagai gejala jerawat mungkin
seperti beberapa penyakit kulit lainnya dan selalu disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter jika hal ini terjadi.
Ada banyak
pengobatan yang tersedia saat ini untuk mengobati jerawat. Tujuan utama dari
pengobatan adalah untuk mengurangi bekas luka, dan penampilan yang menjadi
lebih baik. Ada berbagai pengobatan dan dokter yang memutuskan pengobatan
khusus Anda perlu didasarkan pada: sejauh mana masalah jerawat, usia, riwayat
kesehatan, kesehatan secara keseluruhan, toleransi terhadap obat tertentu dan
prosedur tertentu, harapan, dan terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah
apa yang pasien inginkan.
Pengobatan
jerawat diklasifikasikan ke dalam Glossary Link terapi obat topikal dan
sistemik yang diberikan berdasarkan tingkat keparahan. Dalam beberapa kasus
kombinasi dari kedua metode mungkin cara untuk perawatan jerawat. pengobatan
topikal tidak lain hanyalah krim, gel, lotion, solusi dll diresepkan untuk
pasien guna perawatan jerawat. Beberapa contoh obat topikal: Benzoil Peroksida
yang membunuh bakteri Propionibacterium Acnes, Glossary Link antibiotik yang
membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan bakteri dan juga mengurangi
peradangan, Tretinoin membantu menghentikan pembentukan lesi jerawat baru dan
mengurangi pembentukan Adapalene komedo.
Terapi obat
sistemik melibatkan resep antibiotik sistemik terutama untuk pengobatan masalah
jerawat yang sampai parah di alami. Contoh-contoh antibiotik doksisiklin telah
ditentukan, eritromisin dan tetrasiklin. Dalam beberapa kasus obat oral disebut
Isotretinoin yang diresepkan untuk remaja dengan masalah jerawat parah yang
menyusut ke kelenjar sebaceous yang menghasilkan minyak. Hasilnya cukup bagus
dan hampir sembilan puluh persen dari remaja sukses dengan obat oral. Tapi obat
itu memiliki beberapa sisi serius mempengaruhi dan sehingga sangat penting
berkonsultasi dengan dokter sebelum digunakan.