Heyhooo guysss!
Kembali lagi bersama saya di blog ini :3 Kali ini Helena bakalan sharing, 'sharing' loh (pendapat sendiri gitu) tentang caleg alias calon legislatif yang jumlahnya uda overdosis banget di Indonesia. Yuk monggo dibaca!
Hmm.. Tentu saja uda gak asing dong mendengar kata "CALEG" alias Calon Legislatif. Dimana-mana di tiap sisi jalan, di angkot-angkot, mobil pribadi pasti uda sering banget kita lihat foto para caleg terpampang nyata seperti kata Syahrini. Yep, Calon Legislatif ini pasti berasal dari anggota partai politik bisa aja PAN, PDIP, PKS, Demokrat dan yang lainnya, dimana nama-nama mereka ini akan mengikuti pemilu legislatif di daerah pemilihannya masing-masing. Dan akhirnya kalo kepilih, mereka akan menduduki kursi pemerintahan di daerah pilihnya itu :3 Kalo bahasa gaulnya "jadi anggota DPRD"
Tapi loh ya, saya aja sebagai penonton acara legislatif ini kebingungan.
KOK BANYAAAKKK BUANGETTT CALONNYA? MAU PILIH YANG MANA?
Duh elah, gimana nasib emak bapak saya pas pemilihan nanti. Mau pilih yang mana coba, kenal aja nggak. Bingungin kan? Apalagi denger-denger di kota saya alias BATAM TERCINTAH itu jumlah caleg nya sampe 600 orang. Gila banget kan? Makk...Pakkk... Yang tabah ya. Aku disini cuma bisa berdoa dari jauh untuk kota tercinta ku inih :')
Tapi guyss setelah terjadi adu mulut dengan abang gueh tercinta dapet deh kalimat-kalimat bermakna seperti ini:
“Mendingan memilih Caleg yang berduit, karena ketika jadi dia tidak akan korupsi karena sudah punya duit”
“Belum tentu, kalau Caleg tersebut saat kampanye membagi-bagikan duit, maka gak mustahil dia akan berfikir untuk mengembalikan uang tersebut dengan cara apapun setelah terpilih. Bukannya banyak contohnya? Caleg yang berduit, setelah terpilih justru lebih banyak duit, rumah, dan mobilnya”.
“Kalau gitu mendingan pilih Caleg yang ga berduit aja sekalian, karena uda kebiasaan gak berduit jadi pas jadi dia gak akan korupsi”
“Belum tentu, gimana kalo niat mereka untuk ikut Caleg justru karena untuk mendapatkan duit, pasti mreka akan melakukan segala cara utk mencapai niat itu setelah terpilih. Bukanmya banyak contohnya? Caleg yang gak berduit, setelah terpilih justru punya banyak duit, rumah baru, dan mobil baru”.
“Hmmmmmm…. Ngebingungin ihh. Jadi ntar abang mau pilih caleg yang gimana? Atau jangan-jangan mau Golput?"
Setelah itu suasana jadi hening. Apa mau golput aja?
Dan ternyata setelah denger-denger di TV memang banyak loh masyarakat yang golput!
KOK BISA SIH?
Nah ini terjadi karena banyak sekali yang sudha-sudah memberikan harapan palsu kepada masyarakat. Janjinya mau ini itu, tapi gak satupun yang dilaksanakan. Maka muncullah ketidak percayaan masyarakat kepada calon pemimpin itu. Karena sudah dipenuhi oleh prasangka-prasangka buruk itu, timbullah keinginan untuk Golput alias tidak bersuara.
Jadi rakyat lebih memilih menjual suaranya ketimbang lama-lama mendengar bualan janji palsu para caleg itu daam orasinya. Wajar saja karena rakyat Indonesia sudah terbiasa dihianati sejak zaman penjajahan dulu.
Padahal, Indonesia ini kan negara demokrasi, semua harus dilakukan secara adil. Apa masih mau kita memakai cara jalan "Musyawarah Mufakat" lagi di jaman modern ini? Sunggu memprihatinkan sih.
Tapi memang ada benar nya juga. Sekarang yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana sih kualitas para caleg yang bakal dipilih nanti? Apakah akan sebaik dan sebijak pada saat mereka kampanye?
BELUM TENTU!
Melainkan malah masyarakat rendah semakin terbelakangi oleh kesenangan mereka sendiri.
Oleh karena itu, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012, disebutkan bahwa kriteri caleg yang pantas dipilih adalah harus mempunya moral dan integritas, punya pengetahuan yang memadai tentang daerah dan bangsa, punya pengetahuan tentang legislatif dan punya ideologi dan keberpihakan yang jelas terhadap rakyat kecil.
Yep guys beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu:
- Jangan menilai caleg hanya dari penampilan karena penampilan tidak dapat menggambarkan kinerja para caleg
- Benar-benar mengerti arti pemilu
- Melaksanakan pemilihan dengan sebaik mungkin agar pemilu tidak sia-sia
- Hindari golput
So guys, udah saatnya rakyat lebih cerdas dalam memilih
caleg, minimal dengan memperhatikan rekam jejak sang caleg sehingga
tidak tidak mudah terbuai dan tertipu dengan janji-janji kosong. Walaupun belum saat kita memilih, ada baiknya kalo kita sudah mengerti sejak dini agar saat besar kita dapat benar-benar menjalankan pesta legislatif di Indonesia dengan tertib dan tentu aja JURDIL!
Yep sekian dulu sharing saya kali ini!
SALAM POLITIK!
Regards,
Helena Keicya
0 komentar:
Posting Komentar